FUHUM UIN Walisongo Kemas Filsafat makin Responsif di Zaman Now

FUHUM.news – Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM) UIN Walisongo terus meningkatkan kualitas mahasiswanya. Kali ini, Fakultas yang pimpin oleh Dekan Dr. Hasyim Muhammad, M.Ag. tersebut tengah mengasah kemampuan mahasiswa Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) melalui Praktikum Filsafat, di Ruang Sidang FUHUM Kampus II UIN Walisongo Semarang, Minggu-Senin (24-25/11/2019).

Dr. Hasyim dalam sambutan acara yang dimulai pukul 08.00 – 15.00 WIB tersebut menyampaikan bahwa kegiatan praktikum kefilsafatan ini dikemas dalam bentuk “Sekolah Filsafat Islam”.

“Harapannya akan ada follow up pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh dalam sekolah filsafat Islam dan mata kuliah di kelas,” terangnya.

Sementara itu, memilih tema Dekonstruksi Filsafat Islam (Mempertanyakan Kemapanan Berfikir dalam Filsafat Islam), Kajur AFI Muhtarom, M.Ag. beralasan perlunya meng-update pengtahuan kefilsafatan di zaman now.

“Perkembangan ilmu filsafat dari dulu sampai dengan sekarang selalu dinamis, dan beserta semangat kritik paradigma yang melingkupinya. Wacana filsafat muncul antara lain merupakan respon terhadap realitas dan fenomena sosial, oleh karena itu mahasiswa AFI perlu meng-update pengetahuan kefilsafatan,” terang Muhtarom.

Untuk mewujudkan agenda besar di atas, panitia menghadirkan Narasumber Dr. Fatimah Husein. Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini mengupas tuntas tentang filsafat, mulai dari mengenalkan apa itu filsafat, kenapa berfilsafat, berfikir kritis dalam Islam, mengenalkan filosof muslim klasik hingga filsafat zaman now.

Senada dengan Muhtarom, Dr. Fatimah juga menekankan agar filsafat makin responsif atas persoalan manusia kekinian.

“Filsafat harus bisa turun dari pertapaannya dan menggeluti persoalan eksistensial manusia,” tegasnya.

Lebih lanjut, dalam power point yang dipaparkan, Dr. Fatimah juga mendorong agar mahasiswa merenung dan berfikir dalam kehidupan dengan mengutip kata kata bijak filosof Aristoteles:

“Hidup yang tidak direnungi adalah hidup yang tak layak dijalani”.

Diakhir sesi acara yang berlangsung selama dua hari tersebut, Dr. Fatimah menutup dengan berpesan kepada para mahasiswa.

“Selamat berbangga menjadi mahasiswa filsafat, dan teruslah menerangi orang-orang di sekitar anda dengan pikiran yang jernih, yang radix, menyeluruh dan membawa manfaat bagi semua,” pungkasnya. (Win)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *