Semarang, fuhum.walisongo.ac.id – Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang menggelar diskusi ilmiah bersama delegasi dari Islamic Cultural Center (ICC) Jakarta, Prof. Dr. Mohammad Sharifani dan Dr. Akmal Kamil, M.A., sebagai bagian dari implementasi MoU antara ICC dengan UIN Walisongo. Diskusi ini mengangkat tema penting seputar pengembangan filsafat dan teknologi dalam konteks keislaman kontemporer.
Dekan FUHum, Dr. H. Mokh Sya’roni, M.Ag., dalam sambutannya menyambut baik diskusi ini sebagai bentuk komitmen internasionalisasi keilmuan yang berbasis nilai-nilai keislaman. Ia menekankan bahwa kolaborasi lintas negara sangat penting untuk memperluas cakrawala berpikir mahasiswa dan dosen. “Kami berharap kerja sama ini tidak hanya terbatas pada pertukaran akademik, tetapi juga mampu mendorong pemikiran filsafat Islam yang kontekstual dan berdampak langsung pada tantangan zaman, termasuk teknologi dan kemanusiaan,” ujarnya.
Wakil Dekan III FUHum, H. Sukendar, M.A., Ph.D., menambahkan bahwa diskusi ini tidak bersifat simbolik semata, tetapi telah mulai diimplementasikan dalam berbagai bentuk kegiatan akademik. Ia juga mengapresiasi kemajuan Iran dalam bidang filsafat dan sains. “Iran menjadi spirit bahwa semakin sholeh, semakin dekat dengan sains, bukan malah menjauh. Agama bisa membentuk karakter religius,” ujarnya dalam sambutannya.
H. Sukendar, M.A., Ph.D. menambahkan bahwa untuk lebih mempererat dan memudahkan jalinan kerjasama, maka ditandatangani pula Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara ICC dengan FUHum. “PKS ini memberi peluang kepada FUHum untuk melakukan kerjas sama riset, pertukaran dosen dan mahasiswa, serta kegiatan Tri Dharma lainnya dengan universitas-universitas yang ada di Iran,” tambahnya.
Sementara Prof. Dr. Mohammad Sharifani dan Dr. Akmal Kamil, M.A., menyampaikan kerja sama ini mencakup sejumlah kegiatan akademik dan kultural, seperti kursus singkat dalam studi filsafat Islam dan ilmu kemanusiaan Islam, pertukaran dosen tamu dan profesor tamu, riset kolaboratif, penyelenggaraan workshop dan konferensi bersama, publikasi ilmiah bersama, serta pengembangan perpustakaan. Selain itu, perjanjian ini juga menjajaki kerja sama dalam pembelajaran budaya dan bahasa Persia, penguatan jaringan budaya Persia, hingga pendirian Philosophy and Mysticism Corner di lingkungan UIN Walisongo oleh ICC Jakarta.
Dalam sesi dialog, dosen Prodi Aqidah dan Filsafat Islam, Dr. Zainul Adzfar, M.Ag., mengangkat pertanyaan tentang strategi Iran dalam mengembangkan filsafat agar tetap relevan dengan realitas kontemporer. Menjawab hal itu, Prof. Dr. Mohammad Sharifani menegaskan pentingnya menghubungkan filsafat dengan kehidupan sehari-hari. “Filsafat tidak hanya terbatas pada teori-teori abstrak. Filsafat tidak tinggal di menara gading, tetapi tetap relevan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
Kegiatan ini menjadi langkah konkret implementasi MoU antara ICC dengan UIN Walisongo yang telah disepakati dan menunjukkan komitmen bersama dalam memperkuat tradisi keilmuan yang integratif antara keislaman, filsafat, dan teknologi. Diharapkan kerja sama ini tidak hanya memperluas jejaring akademik internasional FUHum UIN Walisongo, tetapi juga memberikan kontribusi bagi pengembangan pemikiran Islam yang progresif dan berdaya saing global.
Tim Website FUHUM