Semarang, fuhum.walisongo.ac.id – Mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHUM), Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang kembali menunjukkan kiprahnya di panggung internasional. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Internasional 2025 di Ma’had Darul Falah, Selangor, Malaysia, mereka membawa pesan penting tentang moderasi beragama dan harmoni antarumat.
Salah satu delegasi, Muhammad Viky Firmansyah mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama, mempresentasikan materi bertajuk “Dari Nusantara ke Negeri Jiran: Jejak Moderasi dalam Keberagaman”, 28/07/2025. Dalam paparannya, Viky menggarisbawahi bahwa moderasi beragama adalah sikap adil, seimbang, dan tidak ekstrem, yang menjadi kunci menciptakan kehidupan damai di tengah masyarakat majemuk.
“Moderasi beragama bukan berarti mengurangi kualitas iman. Justru, ini memperkuat nilai-nilai keadilan, kemaslahatan, dan kedamaian yang diajarkan agama,” ujar Viky di hadapan peserta dan tokoh masyarakat setempat.
Ia juga memperkenalkan empat pilar moderasi beragama: komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap budaya. Contoh praktiknya mencakup kolaborasi lintas agama dalam penanggulangan bencana, seperti bantuan kemanusiaan saat gempa Turki-Suriah 2023 dan dukungan global untuk Palestina, yang menunjukkan bahwa kemanusiaan melampaui batas agama dan negara.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang pengabdian masyarakat, tetapi juga memperkuat citra Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang sebagai kampus yang aktif dalam diplomasi budaya dan agama. Ketua Prodi Studi Agama-Agama, Ulin Ni’am Masruri, M.A. menyampaikan apresiasinya.
“KKN Internasional ini adalah wujud nyata mahasiswa kita menjadi duta moderasi beragama. Mereka mengabdi, berdialog, dan membawa semangat perdamaian dari Indonesia untuk dunia,” ungkapnya
Sejalan dengan pendapat Sekretaris Prodi Studi Agama-Agama, Thiyas Tono Taufiq, S.Th.I., M.Ag. turut menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa yang mampu berkiprah di tingkat internasional.
“Keikutsertaan mahasiswa di panggung internasional dengan membawa pesan toleransi menjadi bukti bahwa proses pembelajaran di kampus tidak berhenti pada ranah teori, melainkan terwujud nyata dalam aksi dan kontribusi langsung di masyarakat,” pungkasnya.
Dengan partisipasi di program lintas negara ini, mahasiswa Prodi Studi Agama-Agama FUHUM Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang tidak hanya belajar dan berbagi pengetahuan, tetapi juga mengukir jejak diplomasi harmoni antarbangsa—membuktikan bahwa moderasi beragama adalah jembatan universal menuju perdamaian.
HUMAS FUHUM