FUHum.news – Publikasi jurnal internasional bereputasi (Scopus, Web of Science, Thomson Scientific, dan lain sebagainya) kini tidak asing lagi bagi Perguruan Tinggi di Indonesia. Terlebih jurnal internasional bereputasi menjadi salah satu alat untuk meningkatkan reputasi dosen dan Perguruan Tinggi. Peningkatan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi tidak hanya pada aspek pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, tetapi juga publikasi ilmiah yang diwujudkan dalam bentuk jurnal ilmiah bereputasi internasional. Artikel ilmiah yang terunggah melalui OJS (Open Journal System) dapat diakses dan dibaca oleh para peneliti di seluruh dunia, yang terlacak melalui pengindeks jurnal, salah satunya Scopus.
Dalam rangka berperan serta penguatan menuju internasionaliasi jurnal berindeks Scopus, dua jurnal pada Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang, yakni Teosofia: Indonesian Journal of Islamic Mysticism dan Theologia melakukan benchmarking ke Al-Jami’ah: Journal of Islamic Studies UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Al-Ihkam: Jurnal Hukum dan Pranata Sosial IAIN Madura. Benchmarking dilaksanakan pada tanggal 13-15 Oktober 2021 di Yogyakarta dan Madura. Kegiatan Benchmarking tersebut diwakili oleh pengelola Jurnal Teosofia, dalam hal ini diwakili Muhammad Faiq, M.A. dan Thiyas Tono Taufiq, S.Th.I., M.Ag., serta pengelola Jurnal Theologia yang diwakili oleh Dr. Moh. Nur Ichwan, M.Ag., Dr. Safii, M.Ag., Muhtarom, M.Ag., dan Badrul Munir Chair, M.Phil.
Safii, selaku ketua tim rombongan menuturkan, “agenda benchmarking kali ini adalah sebagai tolok ukur seberapa persen persiapan Jurnal Teosofia dan Theologia dalam mempersiapkan diri menuju internasionalisasi jurnal bereputasi (Scopus). Selain itu, agenda ini juga untuk menjalin kerjasama dengan jurnal-jurnal yang telah terindeks Scopus. Artinya, dengan kegiatan ini bisa lebih dalam memotivasi dan mempersiapkan diri menuju Scopus serta memperkuat jejaring antar jurnal-jurnal bereputasi internasional di Indonesia.”
Hari pertama, peserta mengunjungi pengelola Jurnal Al-Jami’ah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam kesempatan tersebut disambut hangat oleh Editor in Chief, Prof. Drs. Ratno Lukito, MA., DCL, pengelola dan Staff. Pada kesempatan ini para tim Jurnal Teosofia dan Theologi belajar terlebih dahulu sejarah terbentuknya Jurnal Al-Jami’ah (dulu Majalah Al-Djami’ah) yang dirikan berdasarkan Ijin Pedarsipda DIY, No.4/Kep/Pedarsipda/1961 pada tanggal 20 Desember 1961.
Selanjutnya, dari pengalaman Jurnal Al-Jami’ah bisa terindeks Scopus melewati jalan yang cukup panjang, yang akhirnya bisa terwujud pada tahun 2014. “Dari pengalaman kami tersebut, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan jika ingin jurnal yang kita kelola agar terindeks Scopus di antaranya: Focus dan Scope harus spesifik, penggunaan bahasa asing (minimal Inggris/Arab), dan perbanyak penulis mancanegara”, tutur Ratno Lukito.
Selain itu, Ratno Lukito juga berpesan kepada para pengelola jurnal untuk terus fokus mempelajari kriteria dan standar terbaru penulisan jurnal internasional bereputasi baik yang berindeks Scopus maupun Web of Science (WoS). “Agar jurnal yang dikelola bisa masuk kriteria jurnal internasional bereputasi seperti Scopus, tentunya tidak mudah. Yang terpenting adalah kita (sebagai pengelola) perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin yang diperlukan oleh pengindeks internasional, termasuk kualitas artikel dan sebaran penulis (paling tidak 3 benua)”.
Hari Kedua, para pengelola Jurnal Teosofia dan Jurnal Theologia melanjutkan Benchmarking ke Jurnal Al-Ihkam IAIN Madura (Kamis, 14 Oktober 2021). Di IAIN Madura, Tim Pengelola disambut secara ramah oleh Editor in Chief, Dr. Erie Hariyanto, SH,MH bersama para pengelola Jurnal Al-Ihkam lainnya.
Dalam kesempatan ini pengelola Jurnal Al-Ihkam memberikan beberapa poin penting terkait tips dan trik agar jurnal bisa masuk indeksasi Scopus. Salah satu poin penting tidak jauh apa yang telah disampaikan oleh Editor in Chief Jurnal Al-Jami’ah, yakni terkait Focus dan Scope jurnal harus spesifik. “Ada beberapa faktor baik internal maupun eksternal yang harus kita ketahui bersama. Dari faktor internal, dukungan stakeholder (rektor & dekan), pengalaman editor, penulis, dan inftrasturkur (WEB) rumah Jurnal. Tetapi juga ada kelemahan, yakni minimnya redaktur yang full time. Sementara dari faktor Eksternal ada beberapa kesempatan yang bisa dibangun di antaranya, jejaring editor-reviewer-author yang mantap, menguatkan kerjasama bukan kompetisi, standar pembiayaan, klinik penulisan jurnal dan faktor pendukung lainnya”, tutur Erie Hariyanto.
Lebih lanjut, Erie Hariyanto berpesan. “Untuk menuju jurnal yang terindeks Scopus ada beberapa jalan yang bisa ditempuh. Dalam hal ini setidaknya ada beberapa persiapan sebelum submit Scopus: 1) Membuat roadmap perjalanan jurnal yang dikelola; 2) Membagi peran dalam tim jurnal, mulai dari Editor in Chief, Journal manager, editor, reviewer, proofread (substansi), hingga administrasi dan staff; 3) Dukungan pimpinan rektor, dekanat, rumah jurnal; 4) mengirimkan redaktur-redaktur jurnal untuk mengikuti workshop, pelatihan internasionalisasi (manajemen dan substansi) yang dilaksanakan oleh DIKTI, DIKTIS, KEMERISTEK-BRIN, dan lain sebagainya; 5) Membangun jejaring dengan penulis mancanegara/penulis yang sedang studi di luar negeri, organisasi ilmiah (RJI, HEBII, APJHI, Komunitas Jurnal di WhatsApp Grup atau media sosial lainnya); dan 6) Memilih Sembilan (9) naskah terbaik yang sesuai dengan Scope, Editor, dan Reviewer Jurnal serta memastikan tidak ada kesalahan dalam tata bahasa.”
Oleh: Thiyas Tono Taufiq (Editor Jurnal Teosofia)
Tim Web FUHum