FUHum.news – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Prodi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang menyelenggarakan Webinar Nasional Lintas Agama dengan tajuk “Mereduksi Konflik, Membuka Tabir Perdamaian; Pengelolaan Kebudayaan dan Keberagamaan”.
Webinar nasional ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan tercapainya perdamaian untuk kehidupan selanjutnya dan bisa memberikan wadah, aspirasi para masyarakat untuk menegakkan jiwa toleransi yang ada di Indonesia. Tak hanya soal toleransi dan perdamaian, tetapi juga tentang bagaimana kita mengelola budaya, adat istiadat dari masing-masing daerah. Dengan begitu budaya bisa diselaraskan dengan agama.
Acara yang diselenggarakan via Google Meet pada hari Rabu (2/9/2020), dihadiri oleh pemateri-pemateri yang luar biasa, seperti Yusron B. Ambary Direktur Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri, Izak Y.M Lattu Dosen Teolog UKSW, Drs H Taslim Sahlan Ketua FKUB Jawa Tengah dan Samsul Maarif peneliti dan Dosen CRCS UGM.
Bertindak sebagai moderator Dosen Muda SAA, Thiyas Tono Taufiq, M Ag Peserta webinar ini kurang lebih 100 orang dari beberapa mahasiswa dan umum.
Meskipun via online, semangat dari para mahasiswapun tidak membuat mereka down.
Dengan pemateri-pemateri yang memang luar biasa dan juga mengispirasi, mahasiswa merasa antusias, dengan bukti banyak yang melontaskan pertanyaan-pertanyaan kepada pemateri. Antusiasme yang besar dari kalangan mahasiswa, khususnya mahasiswa jurusan Studi Agama-Agama ini menunjukkan bahwa mereka ingin membangun perdamaian, mencegah terjadinya konflik yang bermacam-macam. Tidak hanya masalah perbedaan pendapat ataupun berbeda agama di tingkat nasional, tetapi konflik hingga dikancah internasional.
Dengan mengambil tema tersebut, HMJ SAA adalah jurusan yang salah satunya menangani berbagai konflik, mulai dari konflik agama, budaya, ras, dan lain-lain. Maka mahasiswa dari jurusan ini harus mampu untuk mencegah konflik dan membuka tabir perdamaian.
Drs H Taslim Sahlan di dalam materinya juga menyampaikan beberapa langkah strategi untuk merawat keragaman agama dan budaya.
“Salah satunya yaitu melakukan dialog dengan pemuka agama dan tokoh masyarakat,”tandasnya.
H Sukendar, M Ag MA PhD selaku Ketua Jurusan SAA dalam sambutannya mengatakan pentingnya acara ini.
“Bagaimana kita lebih mengekspos tentang agama dan lingkungan, lalu ada timbal baliknya untuk kita, dan bagaimana jurusan ini mampu untuk menciptakan perdamaian dan menangangi berbagai konflik,” terang dosen lulusan salah satu Universitas di Australia itu.
Penulis: Tri Mulyaningsih, Mahasiswa Prodi SAA
Editor: Winarto
Tim Web FUHum