Matangkan Pembukaan Prodi Baru Sinematografi Islam FUHum, Tim Kembali Gandeng Seniman

Para peserta menyimak paparan narasumber dalam Webinar Rintisan Prodi Sinematografi Islam, Rabu (11/11/2020)

FUHum.news – Pada era sekarang ini, sebuah perguruan tinggi agama diminta untuk mampu mendialogkan ilmu-ilmu keagamaan dengan ilmu-ilmu sosial humaniora. Hal tersebut mengingat peran penting perguruan tinggi agama untuk mencetak output yang merupakan para sarjana yang memiliki bekal agama yang cukup di satu sisi, namun di sisi lain juga mereka yang ahli di bidang ilmu-ilmu sosial humaniora.

Hal tersebut diungkapkan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) Dr. Hasyim Muhammad saat membuka acara Webinar Rintisan Prodi Sinematografi Islam, Rabu (11/11/2020) via Zoom Video Conference.

Dalam acara bertema “Membangun Fondasi Keilmuan Prodi Sinematografi yang Humanis” tersebut, Dekan juga mengatakan bahwa paradigma dan falsafah unity of sciences yang diusung UIN Walisongo meniscayakan sebuah dialog dan dialektika antara ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu sosial humaniora dalam proses transfer of knowledge.

“Sebagai salah satu fakultas di lingkungan UIN Walisongo, Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo memiliki concern untuk menjaga proses dialog dan dialektika dua entitas keilmuan tersebut,” paparnya.

Senada dengan Dekan, Wadek I FUHum sekaligus penanggunga jawab Pembukaan Prodi Sinematografi Islam, Dr Sulaiman, menerangkan bahwa pengembangan akademik terus menerus dilakukan oleh FUHum sebagai salah satu fakultas tertua di kampus hijau tersebut sebagai respond dan jawaban terhadap isu dan dinamika perkembangan serta tantangan zaman.

“Sebagai  bentuk dan langkah nyata dari dialog ilmu keagamaan dan ilmu humaniora tersebut adalah dengan menginisiasi pendirian Program Studi Sinematografi Islam,” terangnya saat Tim Web FUHum menguhubunginya via whatshap.

“Sebagai sebuah langkah inisiatif, maka perlu kiranya diadakan sebuah forum curah gagasan maupun ide konstruktif dari praktisi maupun theorist yang merupakan pakar di bidang sinema/ perfilman demi kokohnya pondasi ontologis, epistemologis maupun aksiologis dari rintisan Prodi Sinematografi Islam tersebut,” tambahnya.

Baca juga: Prie GS dalam Workshop Sinematografi FUHum: Naluri Sastrawan harus Dimiliki dalam Prodi ini

Narasumber acara yang dimulai pukul 09.00 sampai 13.15.00 WIB ini menghadirkan Producer/Sutradara Triximages Production Nurman Hakim. Ia memaparkan tema berjudul “Menuju Sinematografi Islam yang Humanis dan Professional”.

Sementara narasumber kedua adalah Direktur Broadcast Education Centre (BEC) H. Ali Nadhif Cholil memaparkan tema “Unsur-Unsur Tehnis Estetika Sinematografi Islam”. (Win)

Tim Web FUHum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *