FUHum.news – Setelah liburan semester ganjil 2019/2020 usai, para dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang kembali mengadakan diskusi di awal semester genap ini, Rabu (5/2/2020). Diskusi rutin mingguan yang berlangsung mulai pukul 09.00-12.00 WIB ini bertempat di Ruang Sidang FUHum.
Diskusi kali ini dipresentasikan oleh 4 (empat) narasumber yaitu H. M. Nidlomun Ni’am, M.Ag., Otih Jembarwati, S.Psi., M.A., H. Yosep Komarawandana, S.Pd.I, SH.I, M.M. dan Nur Ahmad, S.Th.I., M.A.. Dipandu oleh dosen muda Thias Tono Taufiq, S.Th.I., M.Ag.
H. M. Nidlomun Ni’am, M.Ag., pemakalah pertama, memaparkan materi berjudul “Dinamika Pesantren Salafi_Wahabi di Pulau Jawa (Tarik Menarik Antara Ekstrimisme dan Moderasi Beragama). Dosen senior yang akrab disapa Nidhom ini memaparkan bahwa tema ini menarik dikaji sehingga perlu diteliti lebih jauh.
“Salah satu fase kontemporer yang paling menarik bagi perkembangan Islam di Indonesia adalah akhir dasawarsa 1980-1990-an. Sepuluh tahun tersebut adalah masa yang memunculkan berbagai perkembangan baru atas dinamika Islam di Indonesia,” paparnya. Nidhom, selain memaparkan materi, juga memberikan motivasi kepada peserta yang hadir untuk aktif meneliti.
Sementara narasumber kedua Otih Jembarwati, S.Psi., M.A., mengupas mengenai kesejahteraan spiritual dan via strengh Transendence santri SMA di Pondok Pesantren dan siswa SMA. Artikel ini mengacu pada beberapa kecenderungan peneliti untuk mengetahui dan memahami mengenai kondisi spiritual dari santri dan perbedaannya dengan siswa SMUIT dan SMU pada umumnya.
“Hal ini menjawab didorong oleh telaah hasil penelitian yang cenderung memperlihatkan bahwa remaja masih memiliki keterikatan yang kuat dengan orang tuanya untuk mengembangkan subjektif well being, pada beberapa penelitian. Sedangkan di lain pihak kondisi di pondok mengharuskan santri jauh dari orang tua. Tugas perkembangan pun menunjukkan remaja cenderung mengalami kerawanan dalam emosi, strom and stress (Hurlock, 1999). Beberapa penelitian memperlihatkan kecenderungan bahwa Subjektif well being (kesejahteraan subjektif) ini berhubungan pula dengan kesejahteraan spiritual. Sehingga penelitian tentang spiritual well being ini dapat menjadi evaluasi keberhasilan pendidikan di pondok juga dapat menjadi acuan bagi pentingnya mempertimbangkan kesejahteraan spiritual pada remaja,” demikian kutipan halaman 1 dalam artikelnya berjudul “Kesejahteraan Spiritual dan Via Strengh Transendence Santri SMA di Pondok Pesantren dan siswa SMA (IT dan Umum)”.
Pemakalah berikutnya adalah H. Yosep Komarawandana, S.Pd.I, SH.I, M.M. Dosen sekaligus ustadz ini memaparkan tema tentang “Moderasi Beragama untuk Menciptakan Kedamaian Dunia”. Pembawaan Yosep yang lembut dan diselingi guyonan, membuat para peserta antusias memperhatikan. Ia tak lupa mengajak para peserta berikhtar dan berdo’a agar tercipta kedamaian dunia.
Nur Ahmad, S.Th.I., M.A.. menjadi pembicara terakhir. Dosen muda alumni Vrije Universiteit Amsterdam ini membawakan artikel berbahasa Inggris berjudul ”Localizing the Ghazzālīan’s School in southeast asian mysticism: Javanese context”. Diantara point dalam artikelnya adalah mengambil karakteristik umum dari ajaran Kiai Soleh Darat.
“Dengan mengambil karakteristik umum dari ajaran Kiai Soleh Darat, poin penting yang dibuat artikel ini adalah bahwa beliau pionir dalam usaha membatasi penjabaran konsep Wahdatul Wujud, merupakan doktrin yang mengakar kuat di Jawa pada zamannya, di masyarakat umum. Tanpa kecenderungan untuk memberikan jasa semata-mata kepada beliau, Mazhab Tasawuf al-Ghazzālī yang dibawa oleh Kiai Soleh Darat mendominasi dunia tasawuf di Nusantara satu abad kemudian. Sementara itu, konsep Wahdatul Wujud ala Ibn Arabi, manunggaling kawula-Gusti, sepenuhnya ditutup aksesnya pada masyarakat umum,” terangnya.
Setelah seluruh pemakalah menyampaikan paparnya, Thias, sebagai moderator mempersilahkan para dosen untuk memberikan tanggapan. Banyak diantara peserta yang aktif terlibat dalam sesi tanya jawab dan diskusi ini.
Sementara itu, Wakil Dekan I Dr. H. Sulaiman, M.Ag. selaku penanggung jawab acara diskusi menginformasikan diskusi berikutnya akan diadakan pada Rabu (12/2/2020). Dr. Sulaiman berharap kepada para dosen untuk hadir meramaikan.
Acara pun selesai, seperti biasa, para peserta dipersilahkan menikmati makan siang bersama dengan menu sederhana namun nikmat luar biasa. (Win)