Kamis, 3 Mei 2018 FUHUM UIN Walisongo mengadakan seminar nasional dalam rangka launching program studi baru FUHUM yaitu ISAI (Ilmu Seni dan Arsitektur Islam). Dalam acara ini dihadirkan narasumber antara lain Prof. Ir. Totol Roesmanto, M.Eng (Guru Besar Sejarah dan Teori Arsitektur UNDIP), Prof. Dr. Tjetjep Rohendi Rohidi, MA (Guru Besar Antropologi Seni UNNES) dan Dr. H. M,. Mukhsin Jamil, M. Ag (Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo) serta Abdulloh I. Thalhah, M.Pd sebagai Moderator.
“Berdasarkan kebutuhan akan pengembangan Ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh Universitas Islam Negeri di lingkungan Kementerian Agama penyelenggaraan Program Studi ini didesain dalam kerangka interkoneksi dan integrasi Ilmu Pengetahuan. Dengan kerangka Dasar ini maka Fakultas Ushuluddin UIN Waliongo bertranformasi menjadi Fakultas Ushuluddin dan Humaniora.” Tegas Mukhsin Jamil Dekan Fuhum
“Dalam konteks pengembangan Perguruan Tinggi Islam secara umum dan pengembangan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo secara khusus, penyelengaraan Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam merupakan salah satu kebutuhan mendesak.” imbuhnya
Selanjutnya Mukhsin jamil menyampaikan “Ada beberapa alasan mendasar mengenai pentingnya pendirian Program Studi Ilmu Seni dan Arsitketur Islam. Pertama, secara epitemologis akademik penyelenggaraan Program Studi Ilmu Seni dan Arsitketur Islam merupakan salah satu pemenuhan pengembangan Ilmu-Ilmu keislaman yang selama ini jarang menyentuh ranah seni sebagai disiplin ilmu yang dikembangkan. Secara falsafati pengembangan ilmu pada PTKIN hanya bersentuhan dengan logika dan etika dan kurang bahkan tidak menyentuh bidang estetika. Kedua, secara praktis penyelenggaraan Program Studi Ilmu Seni dan Arsitketur Islam dipandang penting untuk menyahuti kebutuhan masyarakat. Pada tahun akademik 2016/2017 ada sekitar enam puluh ribu pendaftar UIN Walisongo, sejak dari SPANPTN sampai jalur Mandiri. Tetapi hanya sekitar tiga ribu lima ratus yang dapat ditampung pada prodi-prodi yang sudah ada. Ketiga, terbitnya PMA (Peraturan Menteri Agama) Nomor 33 Tahun 2016, yang di dalamnya tercantum nomenklatur Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam. PMA ini akan lebih menguatkan peluang pendirian prodi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo. Sejauh ini, baru Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo yang merintis pengajuan pendirian prodi ini. Sehingga peluang menjadikan prodi ini sebagai pilot project juga sangat besar. Keempat, pendirian Program Studi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam juga relevan dengan proses pengembangan UIN Walisongo, yang antara lain bertumpu pada strategi humanisasi ilmu-ilmu keislaman dan spiritualisasi ilmu-ilmu umum. Di satu sisi, keberadaan ilmu-ilmu umum akan memberikan nuansa humanisasi pada ilmu-ilmu keislaman, dan di sisi lain keberadaan ilmu-ilmu keislaman akan memberikan nilai-nilai spiritual bagi ilmu-ilmu umum. Dengan kata lain, strategi humanisasi ilmu-ilmu keislaman dan spiritualisasi ilmu-ilmu umum dapat berjalan beriringan di fakultas ini.”