Oleh: Royanulloh, M.Psi.T
Dalam rangka meningkatkan kompetensi akademik mahasiswa, prodi tasawuf dan psikoterapi kembali menyelenggarakan kegiatan praktikum untuk mahasiswa angkatan 2016. Praktikum dilaksanakan pada hari selasa, 26 November 2019 dan bertempat di ruang promosi doktor gedung kopertais lantai 3 UIN Walisongo Semarang. Praktikum berlangsung selama satu hari, pukul 09.00 – 15.00 WIB. Praktikum kali ini mengangkat tema NLP atau Neuro Linguistic Programming (NLP). Praktikum NLP ditujukan sebagai salah satu upaya prodi dalam memperluas pengetahuan dan praktik mahasiswa dalam hal terapi. NLP sebagai salah satu model terapi yang telah berkembang luas ditengah-tengah masyarakat diharapkan menjadi bekal bagi pengembangan keterampilan terapi mahasiswa. Dengan demikian, dapat menjadi penguat keterampilan terapi mahasiswa sehingga meningkatkan daya saing mereka di dunia kerja.
Praktikum NLP menghadirkan pembicara trainer NLP nasional Bapak Hari Dewanto CI, N.NLP. Dalam praktikum ini mahasiswa diajak untuk memahami kekuatan pikiran dalam mengarahkan atau merubah perilaku menjadi lebih positif. Dengan demikian, mampu menghadirkan perasaan-perasaan bahagia dalam keseharian. Untuk memulai pemahaman mengenai teknik ini, mahasiswa mengikuti dua sesi praktikum. Sesi pertama berisi tentang penjelasan konsep dasar NLP dan penjelasan bagaimana kekuatan pikiran berjalan dan mempengaruhi perilaku dan keadaan tubuh manusia. Pada sesi ini, mahasiswa mengalami pengalaman langsung pengaruh kekuatan alam bawah sadar melalui teknik hypnosis. Selain itu, kekuatan pikiran diajarkan melalui konsep re-branding dan positive words. Dalam latihan rebranding, mahasiswa dilatih merubah branding dirinya menjadi lebih positif. Branding ini harus berisi profil-profil dengan karakteristik yang positif. Tidak diperkenankan membangun branding yang negatif. Lalu, dalam materi positive words, mahasiswa diminta menuangkan hasil rebrandingnya ke dalam sebuah doa dan tujuan. Mereka saling berpasangan menyatakan doa dengan keras kepada pasangannya dalam belajar, lalu digali perasaan yang dirasakan akibat lantunan doa yang disampaikan oleh pasangannya tersebut.
Mahasiswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti praktikum ini. Sesi diskusi maupun praktik dibanjiri beragam pertanyaan yang membuat suasana praktikum menjadi hidup. Beberapa peserta selalu ingin terlibat aktif dalam kesempatan praktik di depan kelas. Praktikum NLP dirasakan menghasilkan manfaat yang besar. Salah seorang mahasiswa peserta praktikum Siti Lailatul Maghfiroh mengatakan, “Praktikum ini sangat relevan dengan kebutuhan mahasiswa. Apalagi bagi Kami mahasiswa tingkat akhir, menambah wawasan dan keterampilan tentang terapis. Selain itu, secara praktis praktikum NLP bisa dipraktikan langsung dalam penyelesaian skripsi yang sudah harus mulai dikerjakan.” Hal ini diamini oleh salah satu dosen tasawuf dan psikoterapi, Komari, M.Si, yang juga turut hadir dalam kegiatan praktikum NLP ini. Menurutnya, praktikum ini adalah acara yang bagus dengan menghadirkan pemateri yang kompeten dan berkualitas. Secara khusus, praktikum NLP mampu membuka wawasan para mahasiswa dalam memandang sebuah permasalahan. Bagi beberapa dosen pun, materi NLP merupakan sesuatu yang belum banyak diselami, sehingga kerbermanfaatan praktikum pun dirasakan para dosen. Sementara, dosen tasawuf dan psikoterapi lainnya, Muhammad Sakdullah, S.Psi.I, M.Ag mengungkapkan, “Praktikum ini mampu memantik semangat mahasiswa, sehingga antusiasme mereka begitu terasa selama praktikum. Hal ini menjadi bukti praktikum yang diselenggarakan selaras pula dengan kebutuhan mahasiswa”.