FUHum.news – Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw merupakan momen semangat kebersamaan dan kesatuan anak bangsa. Di mana Nabi Muhammad Saw banyak mencontohkan nilai-nilai modernitas dalam kehidupannya.
Hal tersebut diungkapkan oleh Harjanto Halim, Tokoh Agama Kong Hu Cu Kota Semarang dalam acara Muludan Bareng Prodi Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI) di depan Galeri Seni Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo, Kamis (12/11/2020).
“Nabi Muhammad bukan saja panutan Islam, tapi panutan seluruh umat manusia,” tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa agama sejatinya adalah sebuah perekat sosial. Di mana ajaran-ajaran agama mengandung nilai-nilai kemanusiaan.
Baca juga: Praktikum ISAI FUHum, Green Architecture untuk Kelestarian Lingkungan
Prinsip-prinsip kemanusiaan tertera jelas dalam ajaran-ajaran Islam. Apalagi di Indonesia, budaya Nusantara telah mengajarkan hal tersebut. Tentu, hal ini membuktikan bahwa ajaran Islam berbanding lurus dengan nilai-nilai kebudayaan yang ada.
“Islam berdiri di atas landasan tradisi yang terus hidup di masyarakat,” tutur Izzak Lattu, Tokoh Agama Kristen Kota Semarang.
Izzak Lattu juga menambahkan, acara Muludan Bareng ini yang dihadiri oleh tokoh-tokoh lintas agama telah membuktikan bahwa Islam di Indonesia mengakar kuat dengan budaya Nusantara. Tradisi Muludan ini sekaligus membuktikan tesis kenapa Islam di Indonesia bisa besar karena Islam di sini berdiri diatas landasan tradisi yang terus hidup di masyarakat.
Abdullah Ibnu Thalhah, Sekjur Prodi ISAI mengungkapkan betapa indahnya kebersamaan di Indonesia. Menurutnya, umat lintas agama pun ikut serta dan merefleksi peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Begitupun saat agama lain merayakan hari rayanya umat Islam turut serta dan menghormati.
“Layaknya bertetangga dan bersaudara selayaknya harus saling menyapa,” jelasnya. (Ikfina/Win)
Tim Web FUHum