Gelar Kuliah Lapangan di Klenteng Tay Kak Sie, Mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama Perkuat Harmonisasi dan Kerukunan Antar Umat Beragama

Mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo mendapatkan penjelasan dari Pengelola Klenteng Besar TITD Tay Kak Sie, Koh Andre, Senin (27/11/2023)

 

FUHum.news – Mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama (SAA) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUHum) UIN Walisongo Semarang menggelar kegiatan kunjungan dan kuliah lapangan, Senin (27/11/2023). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan harmoni dan kerukunan antarumat beragama melalui jalur dialog.

Kegiatan ini diikuti oleh 38 mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama, khususnya mahasiswa angkatan 2022. Kuliah lapangan ini digelar di Klenteng Tay Kak Sie yang beralamat di Gg. Lombok No. 62, Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang yang dimulai pukul 15.00 sampai selesai.

Mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama SAA Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang menggelar kegiatan kunjungan dan kuliah lapangan

Penyelenggaraan kunjungan dan kuliah lapangan ini merupakan respon terhadap implementasi kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kuliah Merdeka). Oleh karena itu, tujuannya adalah meningkatkan pengalaman belajar mahasiswa tidak hanya terbatas pada ruang kelas, melainkan juga melibatkan praktik langsung di lapangan, seperti dalam kunjungan ke klenteng.

Thiyas Tono Taufiq, S.Th.I., Dosen pengampu mata kuliah Dialog Antar Agama dan Budaya, berperan sebagai pendamping, menjelaskan bahwa dalam mata kuliah ini, mahasiswa memiliki kesempatan untuk belajar secara langsung dan berinteraksi dengan penganut agama lain.

“Sebagai bagian dari penutup perkuliahan Dialog Antar Agama dan Budaya ini, saya berharap para mahasiswa dapat mengikuti kegiatan kuliah lapangan, yang melibatkan kunjungan ke Klenteng dan interaksi dengan pengelola serta jemaat yang berada di sana. Pengalaman kunjungan ini memiliki nilai yang signifikan bagi mereka, karena dapat terlibat langsung dalam berinteraksi dengan penganut agama lain,” ujar Thiyas.

Mahasiswa SAA FUHum melakukan observasi di Klenteng Tay Kak Sie yang beralamat di Gg. Lombok No. 62, Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang
Mahasiswa SAA FUHum melakukan observasi di Klenteng Tay Kak Sie yang beralamat di Gg. Lombok No. 62, Kauman, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang

Selain itu, menurutnya kunjungan ini sebagai sarana implementasi ilmu perkuliahan. Salah satunya berkaitan dengan dialog Kehidupan sehari-hari dan juga dialog antar pemeluk agama di masyarakat.

“Agar mata kuliah dialog antar agama dan budaya menjadi lebih kuat, biasanya dalam perkuliahan hanya membahas teori, namun,dalam hal ini, kita mencoba menggabungkannya dengan pertemuan bersama para pemeluk agama lain (jemaat) dan pengelola Klenteng Tay Kak Sie. Tujuannya adalah agar mahasiswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang hanya dilakukan di dalam kelas,” tambahnya.

Kegiatan berlangsung selama kurang lebih 2 jam ini berjalan dengan lancar, mahasiswa aktif bertanya dan berdialog.

Kunjungan kali ini diterima langsung oleh Pengelola Klenteng Besar TITD Tay Kak Sie, Koh Andre. Koh Andre pun menyambut dengan hangat kedatangan rombongan Mahasiswa Jurusan SAA di depan Klenteng Tay Kak Sie.

Kunjungan dan Kuliah Lapangan mengangkat tema “Menyemai Harmoni, Merajut Kerukunan melalui Dialog Antarumat Beragama”. Hal ini didasari kesesuaian mata kuliah dan berharap harmonisasi serta kerukunan antarumat beragama bisa terus dipupuk.

Menurut Koh Andre, dalam perspektif Tri Dharma, untuk memupuk kerukunan antarumat beragama, kami biasanya melakukan kegiatan seperti bakti sosial pada saat menyambut perayaan hari-hari besar seperti Imlek dan juga doa arwah leluhur. Harapannya dengan adanya kegiatan ini dapat membantu masyarakat sekitar, tuturnya.

Selanjutnya, bagi mahasiswa, kegiatan kuliah lapangan seperti ini akan memberikan kontribusi tambahan terhadap pemahaman dan pengalaman mereka dalam bidang dialog dan relasi antarumat beragama. Mahasiswa merasa gembira dan bersyukur dengan kombinasi antara teori dan praktik yang telah disampaikan. Ini berarti terdapat keseimbangan antara konsep teoritis dan aplikasinya dalam kegiatan lapangan.

Penulis: Thiyas Tono Taufiq

Editor: Winarto

HUMAS FUHum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *